WILDHAN ALSYAFBADRI
27316650
UNIVERSITAS GUNADARMA
Dalam arsitektur dikenal istilah
arsitektur biologis, yaitu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya
secara keseluruhan yang juga mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral
antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang
memperhatikan kesehatan. Istilah arsitektur biologis diperkenalkan oleh
beberapa ahli bangunan, antara lainProf. Mag.arch, Peter Schmid, Rudolf
Doernach dan Ir. Heinz Frick. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan
hal yang baru, sebab sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyangkita telah
menerapkan konsep dasar dari arsitektur biologis ini, yaitu dengan membangun
rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam
sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bangun yang
dapat tahan dengan segala macam ancaman alam, seperti hewan buas dan bencana
seperti banjir, longsor,gempa, dan lain-lain.
Arsitektur Biologis lebih
memanfaatkan potensi alam berdasarkan pembangunan berwawasan lingkungan.
Kualitas dari arsitektur sulit diukur batasan antara arsitektur yang bermutu
dan yang tidak bermutu. Kualitas bisa dinilai dari bentuk bangunan serta konstruksi
namun kurang mementingkan kualitas penghuni yang dirasakan yang memungkinkan
ketertarikan terhadap arsitektur ini. Dalam Arsitektur Biologis diupayakan
dalam perancangan arsitektur memperhatikan aspek lingkungan serta
meningkatkan kualitas kehidupan.
Konsep arsitektur biologis saat
ini menjadi lebih kontemporer. Arsitektur biologis mempergunakan teknologi
alamiah untuk mengurangi keadaan kritis alam yang sudah mulai terancam, untuk
meningkatkan kualitas kehidupan yaitu berupa kerohanian, dan kualitas bangunan
dengan bagian-bagian material.
Melalui konsep arsitektur
biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagai sebuah bangunan organis,
untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian
material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia. Bahan-bahan
bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan
bangunan dari alam.
Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan
arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam, terdiri dari:
- Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.
- Bahan bangunan alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam.
- Bahan bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres (batako).
PENERAPAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
Kualitas bangunan dengan
menggunakan bagian bagian material dan rohani juga menentukan kualitas
lingkungan hidup manusia. Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan
arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam. Perencanaan
arsitektur biologis memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan
itu berada.
Perencanaan arsitektur biologis senantiasa
memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada.
Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi menurut
kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Bentuk bangunan ditentukan oleh
rangkaian bahan bangunannya.
Konstruksi
bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstruksi tanah, tanah liat
dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta
konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang
bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang
berkaitan dengan sejarah arsitektur.
Dalam konsep arsitektur biologis
lebih di arahkan untuk menjaga alam,perpaduan antara manusia dengan alam
artinya setiap bangunan yang akan di bangun tidak memiliki dampak negatif
terhadap alam dan dapat menciptakan suatu karya arsitektur yang ramah
lingkungan, tahapan arsitektur biologis dapat tercapai apabila :
1. Penggunaan material yang ramah lingkungan
2. Membuat solusi untuk mengatasi dampak negatif
yang akan terjadi pada lingkungan sekitar.
Disarankan, pembangunan lingkungan
harus terdiri dari dinding dan atap hidup yang menyediakan oksida dan energi. Pendidikan
arsitektur barat sebenarnya kurang tepat diterapkan di negara-negara berkembang
seperti Indonesia yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda-beda. Karena
itu, arsitektur biologis lebih mudah berkembang di Indonesia.
CONTOH ARSITEKTUR BIOLOGIS
- TRADISIONAL
Rumah Adat Bali
- MODERN
PEMAHAMAN TENTANG ARSITEKTUR BIOLOGIS
Arsitektur Biologis, dari pengertiannya arsitektur
ini memiliki hubungan antara manusia dengan lingkungannya secara keseluruhan
dan juga merupakan arsitektur kemanusiaan yang mengutamakan kesehatan. Arsitektur
biologis sudah diterapkan pada jaman nenek moyang kita yang membangun rumah
tradisional dengan material-material alam sehingga tidak mencemari lingkungan
disekitar. Dalam konsep arsitektur biologis lebih di arahkan untuk
menjaga alam, perpaduan antara manusia dengan alam artinya setiap
bangunan yang akan di bangun tidak memiliki dampak negatif terhadap alam. Arsitektur
biologis juga mempertimbangan rancang bangun yang dapat tahan dari segala macam
ancaman baik dari hewan buas maupun bencana alam.
Terkadang, arsitektur biologis
disamakan dengan Green Architecture. Tetapi keduanya memiliki perbedaan, yaitu
dimana green architecture atau arsitektur hijau adalah arsitektur yang
meminimalkan menggunaan sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material. Persamaan
antara arsitektur biologis dengan green architecture adalah sama-sama
meminimalkan dampak negatif pada lingkungan alam sekitar.
source;