Daftar Blog Saya

Selasa, 24 Desember 2013

Cara menghitung kebutuhan lantai

Seringkali kita bingung, berapa jumlah keramik yang dibutuhkan untuk mengisi seluruh ruangan yang ada, sehingga seringkali jumlahnya tidak sesuai dengan kebutuhan ruangan, baik itu kebanyakan ataupun kedikitan.

Posisi pemasangan keramik lantai pada tempat tinggal atau gedung umumnya diantaranya :
1. Lantai didalam ruangan tempat tinggal, contohnya area tamu, kamar tidur, area keluarga, area tv, dsb.
2. Lantai kamar mandi.
3. Lantai teras, ( teras depan atau teras belakang )
4. Halaman, ( halaman depan atau halaman belakang )
5. Garasi ( mobil atau sepeda motor )
6. Balkon.
7. Dan seterusnya, bergantung disain tempat tinggal tersebut.

Keramik lantai yang biasa dipasang tersebut mempunyai ukuran yang beragam, serta biasa mempunyai wujud bujursangkar. Ada yang berukuran 20x20 ( satuan didalam cm. ), ada 30x30, 40x40, 60x60, 80, 80, dan seterusnya. Umumnya ukuran 60x60 keatas yaitu memiliki bahan granit, semi granit, serta marmer. Keramik lantai jarang sekali mempunyai ukuran > 40x40, untuk keramik dinding.

Banyak hal yang butuh diketahui sebelum melakukan perhitungan jumlah keramik lantai :
1. Keramik yang dijual di pasaran umumnya dikemas di dalam kotak. Didalam 1 kotak tersebut terdiri dari sebagian keping keramik, yang jika dihitung luas totalnya tidak seluruhnya berjumlah 1 m2. Ada yang 1 kotak berjumlah pas 1 m2, ada yang kurang dari 1 m2, serta ada yang kian lebih 1 m2.

2. Customer beli keramik didalam satuan kotak, bukan hanya didalam satuan mtr. Persegi.

3. Keramik lantai ukuran 20x20, umumnya didalam 1 kotak berjumlah 25 keping. Ini bermakna 1 kotak keramik tersebut sama juga dengan 1 m2, dikarenakan luasnya = 0, 2m kali 0, 2m kali 25 = 1 m2.

4. Keramik lantai ukuran 30x30, umumnya didalam 1 kotak berjumlah 11 keping. Ini bermakna 1 kotak keramik tersebut sama juga dengan 0, 99 m2, dikarenakan luasnya = 0, 30m kali 0, 30m kali 11 = 0, 99 m2.

5. Keramik lantai ukuran 40x40, umumnya didalam 1 kotak berjumlah 6 keping. Ini bermakna 1 kotak keramik tersebut sama juga dengan 0, 96 m2, dikarenakan luasnya = 0, 40m kali 0, 40m kali 6 = 0, 96 m2.

6. Keramik ( granit, semi-granit ) lantai ukuran 60 kali 60, didalam 1 kotak ada berjumlah 3 keping. Ini bermakna 1 kotak keramik tersebut sama juga dengan 1, 08 m2, dikarenakan luasnya = 0, 6m kali 0, 6m kali 3 = 1, 08 m2.

7. Keramik ( granit, semi-granit ) lantai ukuran 60 kali 60, didalam 1 kotak ada berjumlah 4 keping. Ini bermakna 1 kotak keramik tersebut sama juga dengan 1, 44 m2, dikarenakan luasnya = 0, 6m kali 0, 6m kali 4 = 1, 44 m2.

Di sini jelas tampak bahwa, 1 kotak keramik belum pasti luas keramik 1 kotak tersebut = 1 m2. Ini bergantung pada ukuran keramiknya serta berapakah keping keramik yang dikemas didalam 1 kotak tersebut.

Contoh perhitungan :

Dari gambar denah tempat tinggal di bawah, contohkan keramik lantai yang akan dipakai yaitu berukuran 40x40, serta 1 kotak keramik tersebut berjumlah 6 keping ( data ini harus diketahui terlebih dulu ). Berapakah kotak keramik lantai ( tidak terhitung lantai kamar mandi ) yang perlu kita beli untuk keperluan tempat tinggal tersebut... ?

Jawaban :

1. Kalkulasi luas keseluruhan lantai tempat tinggal yang akan dipasang keramik yang sejenis.
2. Kalkulasi jumlah keramik ukuran sejenis yang dibutuhkan untuk dipasang pada lantai di no.1
3. Kalkulasi jumlah keramik yang semestinya dibeli ( + 3% dari perhitungan di atas )
Jumlah keramik yang dibeli = (perhitungan no.2 x 103 % )

Catatan : menambahkan 3% ini menurut pengalaman, untuk mengantisipasi keramik yang pecah serta keramik yang tidak terpakai ( sisa potongan ).

Sabtu, 21 Desember 2013

Jenis dan kelas-kelas kayu dalam konstruksi bangunan

Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan.

Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya.


Kayu Jati
KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.


Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.


Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

Kayu Merbau
KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.

Kayu Bangkire
KAYU BANGKIRE/YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Kayu Kamper
KAYU KAMPER

kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.


Kayu Kelapa
KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.


kayu meranti merah
KAYU MERANTI MERAH

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan

kayu karet
KAYU KARET

Botanical Name: Hevea brasiliensis

Family Name: Euphorbiaceae

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.

Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.

Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi


Kayu Gelam
KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,
Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

Kayu Ulin
KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

kayu akasia
KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

Demikian mengenai materi Mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi semoga bermanfaat untuk anda semuanya.

Menghitung kebutuhan genteng,nok dan,lisplank

Rumus menghitung kebutuhan genteng, nok dan listplank..? Tentu saja sangat penting karena dengan mengetahui rumusnya, Anda akan mudah mengetahui jumlah kebutuhan genteng, nok dan lisplank dalam pembangunan sebuah rumah. Dengan mengetahui berapa jumlah genteng, nok dan lisplank yang dibutuhkan bisa diperkirakan berapa dana yang diperlukan. Untuk itulah sebelum membangun sebuah rumah Anda perlu membuat rencana anggaran biaya (RAB) . Salah satu cara mudah untuk membuat rencana anggaran biaya adalah dengan memakai rumus kebutuhan. Untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan genteng, nok dan lisplank?.


A. Rumus Menghitung Kebutuhan Genteng. 
Rumus ini akan mempermudah anda mengetahui berapa kebutuhan genteng. Rumusnya adalah : 
Jumlah Kebutuhan Genteng = Luas Bidang Atap x Koefisien Genteng Terhadap Bidang 
Misal : Bidang atap miring yang akan ditutup dengan genteng memiliki panjang sisi miring sebesar 7m, lebar bidang 6m, maka untuk menutup 2 sisi bidang miring atap panjang total menjadi 7 m x 2 = 14. Atap yang digunakan misalnya genteng ex.Roman Kanmuri atau yang sekelasnya dengan koefisiennya 14 buah /meter2.
Berapa kebutuhannya..? 
Jumlah genteng = (2 x (panjang sisi miring x lebar bidang)) x 14 buah genteng. 
= (2 x (7 m x 6 m)) x 14 buah genteng 
= (2 x 42 m2) x 14 buah genteng 
= 84 m2 x 14 buah genteng 
= 1176 buah genteng. 

B. Rumus Menghitung Kebutuhan Nok. 
Sebelum Anda menghitung kebutuhan nok dengan memakai rumus ini, terlebih dahulu ketahui berapa panjang bubungan atap secara keseluruhan, baik datar maupun miring. 
Rumusnya : Jumlah nok yang dibutuhkan = Panjang bubungan x Koefisien nok genteng. 
Misal : Sebuah rumah dengan bubungan sederhana memiliki panjang bubungan 6 m. Koefisien nok genteng untuk setiap 1 m dibutuhkan 4 buah nok genteng (4 nok/1 m). 
Kebutuhannya : 
Jumlah nok genteng = panjang bubungan x 4 buah/m 
= 6 m x 4 buah/m 
= 24 buah nok genteng. 

C. Rumus Menghitung Kebutuhan Lisplank. 
Hitung panjang lisplank atap secara keseluruhan, baik datar maupun miring. Karena rata-rata panjang lisplank dipasaran 4 m, maka koefisiennya adalah 1 : 4 atau ¼. Sesudah itu baru gunakan rumus berikut : 
Jumlah lisplank dibutuhkan = Panjang bidang x Koefisien lisplank.
Misal, sebuah rumah yang memerlukan lisplank memiliki panjang bidang sebesar 6 m. Untuk penampang muka dan belakang maka perhitungannya menjadi 2 x 6 = 12 m.
Kebutuhannya :
Jumlah papan lisplank = Panjang bidang x ¼ keping papan lisplank/m 
= 12 x 4 keping/m
= 3 keping papan lisplank. 
Ingat, bagi anda yang ingin menggunakan lisplank dobel, maka kebutuhannya dikali dua (x 2). 


Rumus-rumus dalam RAB

Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya.
Nilai/haraga proyek yang baik tergantung dari bagaimana membuat suatu estimasi biaya yang baik, dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimal mungkin.
Dalam menghitung rencana anggran biaya konstruksi, unsu-unsur yang menentukan adalah WBS (Work Breakdown Schedule), Volume pekerjaan (quantity) dan Harga Satuan pekerjaan. Ketepatan WSB dan volume tergantung dari lengkapnya data gambar dan spesifikasi.
1. Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerja merupakan jumlah dari harga satuan bahan, upah pekerja dan harga alatyang di butuhkan untuk menyelesaikan tiap satuan pekerjaan berdasarka perhitungan analisis.
Harga satuan pekerjaan didapat dari hasil penjumlahan antara harga satuan bahan dengan harga satuan upah tenaga kerja. Perhitungan harga satuan pekerja dapat diperoleh dengan Rumus 3.1.
HSP = HSB + HSU……………………………………………………(3.1)
Dimana :
HSP = Harga Satuan Pekerjaan
HSB = Harga Satuan Bahan
HSU = Harga Satuan Upah
Besarnya harga satuan pekerjaan tergantung dari besarnya harga satuan bahandan harga satuan upah, dimana pada harga satuan bahan tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan bahan untuk setiap jenis pekerjaan, sedangkan pada penentuan harga satuan upah tergantung pada tingkat produktifitas dari pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan terrsebut.
2. Bahan
Bahan adalah sebuah material yang diperlukan untuk melakukan sebuah proses konstruksi untuk menghasilkan sebuah bangunan.
3. Harga Satuan Bahan dan Upah
Harga satuan bahan adalah harga yang harus dibayar untuk membeli persatuan jenis bahan bangunan.
Harga satuan bahan/upah diperoleh dari hasil perkalian antara koefisien bahan atau upah tenaga kerja dengan harga bahan tiap satuan. Haraga satuan bahan dan upah dapat diperoleh dengan Rumus 3.2 dan Rumus 3.3.
HSB = KB x HB…………………………………………………….(3.2)
HSU = KU x HU……………………………………………………(3.3)
Dimana :
KB = jumlah bahan yanga dibutuhkan tiap satuan pekerjaan
HB = harga bahan tiap satuan
KU = jumlah orang/hari untuk menyelesaikan tiap satuan pekerjaan
HU = upah tenaga kerja tiap hari
Adapun beberapa jenis pekerjaan yang diperhitungkan secara lumpsum (LS). Lumpsum yaitu taksiran biaya yang tidak memiliki analisa, namun dihitung berdasarkan perkiraan umum. Dari perhitungan satuan pekerjaan ini nantinya dijadikan dasar dalam perhitungan kebutuhan bahan dan tenga kerja tiap-tiap pekerjaan, durasi tiap-tiap pekerjaan, dan rencana anggaran biaya.
4. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Yang dimaksud dengan perhitungan rencana anggaran biaya adalah menghitung perkiraan banyaknya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan nantinya sehingga tujuan atau sasaran proyek tercapai. Dalam rencana anggran biaya, biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tidak ikut dimasukan, karena nantinya kan dimasukan dalam dokumen pelelangan. Biaya-biaya lain tersebut adalah :
1)        Jasa kontraktor
2)        Biaya perencanaan
3)        Izin mendirikan bangunan
Adapun cara perhitungan rencana anggaran biaya pelaksanaan adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan yang bersangkutan. Perhitungan rencan anggaran biaya dapat diroperoleh dengan Rumus 3.4.
RAB = Σ(volume x HSP)……………………………………………….(3.4)
Dimana :
RAB = Rencana anggaran biaya
HSP = Harga satuan pekerjaan
5. Kebutuhan Bahan dan Tenaga Kerja
Kebutuhan bahan dan material yang dibutuhkan untuk melaksanakan tiap-tiap pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ada dan juga kebutuhan akan tenga kerja yang akan mengerjakannya. Dalam perhitungan durasi pekerjaan terdapat produktifitas pekerja untuk menyelesaikan suatu volume pekerjaan, dari produktifitas tersebut direncanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, jadi diketahui kebutuhan akan tenaga kerja. Sedangkan untuk menentuakn kebutuhan akan bahan didapat dari hasil perkalian antara koefisien bahan yang terdapat dalam harga satuan pekerjaan dengan volume suatu pekerjaan yang bersangkutan. Perhitungan kebutuhan bahan dapat diperoleh dengan Rumus 3.5
Kebutuhan bahan = KB x V……………………………………………(3.5)
Dimana :
KB = Jumlah bahan yang diperluakan tiap satuan pekerjaan
V   = Volume pekerjaan
Dengan penetuan akan bahan dan tenaga kerja tiap-tiap pekerjaan diharapkan pada pelaksanaan proyek nantinya bahan dan tenaga kerja yang dibutuhkan telah siap dilokasi proyek sesuai jadwal yang ditentukan.
Baca juga Cara menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Jumat, 20 Desember 2013

Cara menghitung kebutuhan material pagar

Sesuai dengan judul postingan kali ini adalah Menghitung Kebutuhan material Pagar, adalah permintaan dari pembaca yang minta bantuan menghitung kebutuhan material untuk pagar seperti gambar. Ukuran pagar Tinggi 2 meter panjang 8 meter
Hitung Volume Galian :
Lebar galian : 0,9 m, dalam galian 1,1 meter, panjang : 8 meter, maka volume galian = 0,9 x 1,1 x 8 m
= 7,92 m3
Berapa tenaga yang di butuhkan untuk menyelesaikan galian tersebut, lihat analisa
1 m3 menggali tanah biasa sedalam 1 meter
 Upah


     0,7500
OH
Pekerja
     0,0250
OH
Mandor
Maka tenaga yang di butuhkan 0,75 pekerja x 7,92 m2 = 5,94 pekerja.
Andaikan upah pekerja Rp. 50.000/hari, maka biaya untuk menggali adalah 5,94 x 50.000,-
297.000,-
Atau bila menggunakan pekerja galian ,pekerjaan tersebut diselesaikan 2 hari kerja.
Sedangkan urugan kembali diambil 40% dari biaya menggali.

HITUNGAN FONDASI
Volume pasangan fondasi = (0,30+0,80)/2 x 0,8 x 8 = 3,52 m3
Di analisa ambil pasangan 1:6 ( 1 semen : 6 pasir) bias gunakan komposisi lain :
1 m3 Memasang fondasi Batu kali 1 PC : 6 Pasir
 Bahan


     1,2000
m3
Batu belah
     2,9250
zak
Portland Cement
     0,5610
m3
Pasir pasang
 Upah


     1,5000
OH
Pekerja
     0,6000
OH
Tukang Batu
     0,0600
OH
Kepala tukang
     0,0750
OH
Mandor
Maka di dapat :
Batu belah = 1,2 x 3,52 = 4,224 m3
Portland Cement = 2,925 x 3,52 = 10,296 zak
Pasir pasang = 0,561 x 3,52 = 1,98 m3

Pekerja = 1,5 x 3,52 = 5,28 orang
Tukang Batu = 0,6 x 3,52 = 2,11 orang
Kepala tukang = 0,06 x 3,52 = 0,2 orang
Mandor = 0,075 x 3,52 = 0,03 orang
Waktu yang di butuhkan bila menggunakan 1 tenaga + 1 tukang : maksimum 4 hari
Pekerjaan Sloof 15/20
D 12 = panjang 8 x 4 = 32 meter  /12 = 2,7 batang
D 8 (begel) = panjang 1 begel = (20+20)+(15+15) – 4 (2,5) = 60 cm + 5 (tekukan) = 65 cm
1 begel membutuhkan 0,65 cm , jumlah begel = 8/0,15 = 53 begel, maka total d 8 mm yang dibutuhkan adalah 53 bh x 0,65 = 34,45 m /12 = 2,9 batang
Total berat = 2,7 x 13,56 (berat 1 batang d 12 mm) = 36,612 kg
D8 mm = 2,9 x 6 (berat 1 btg d 8 mm) = 17,4 kg , maka berat total 36,612 + 17,4 = 54 kg
Bindrat = 54 x 0,15 = 8,1 kg
Berat total pembesian sloof = 54 + 8,1 kg = 62,1 kg
Maka tenaga yang dibutuhkan adalah :
10 kg Pekerjaan Pembesian
Upah


     0,0700
OH
Pekerja x 6,21 = 0,44 orang
     0,0700
OH
Tukang Besi  = 0,44 orang
     0,0070
OH
Kepala Tukang= 0,044 orang
     0,0040
OH
Mandor = 0,0248 orang
Beton :
Volume = 0,15 x 0,2 x 8 = 0,24 m3
Karena adukan manual ambil mutu beton K 175 di analisa
1 m3 membuat beton Mutu K-175, Slump (10 cm - 14 cm)
 Bahan


     8,1500
zak
Portland Cemen
     0,4000
m3
Pasir Beton
     0,5416
m3
split/koral pecah
 215,0000
ltr
Air
 Upah


     1,6500
OH
Pekerja
     0,2750
OH
Tukang Batu
     0,0280
OH
Kepala tukang
     0,0830
OH
Mandor
Volume di kalikan masing masing koofesien.
Hitungan begesting
Luas begesting = 0,2 x 8 x 2 (kiri kanan) = 3,2 m2
1 m2 Memasang bekisting untuk sloof
 Bahan


     0,0450
m3
Kayu begesting
     0,3000
kg
Paku 2" - 5"
     0,1000
ltr
Minyak begesting
 Upah


     0,5200
OH
Pekerja
     0,2600
OH
Tukang Kayu
     0,0260
OH
Kepala Tukang
     0,0260
OH
Mandor
Luas begesting dikalikan koofesien analisa
HITUNGAN KOLOM DAN RING BALK
Menetukan jumlah kolom, kolom di pasang tiap jarak 3 meter, makan untuk panjang pagar 8 meter
Ada 4 kolom, kolom 1 – 2 berjarak 3 m, kolom 2 – 3 berjarak 2 meter, kolom 3 – 4 berjarak  3 meter
Jarak bias dirubah mengikuti keadaan lapangan.
Cara perhitungan sama dengan cara perhitungan sloof.
HITUNGAN DINDING BATA
LUAS = 2 m x 8 m = 1 6 m2
1 m2 Pemasangan Dinding 1/2 bata campuran 1 PC : 6 Pasir
 Bahan


   70,0000
bh
Bata Merah
     0,2030
zak
Portland Cement
     0,0480
m3
Pasir Pasang
 Upah


     0,3000
OH
Pekerja
     0,1000
OH
Tukang Batu
     0,0100
OH
Kepala tukang
     0,0150
OH
Mandor
Caranya Volume x masing2 koofesien.
HITUNGAN PLESTERAN DAN ACIAN
Volume = luas pasangan bata x 2 = 32 m2
1 m2 Plester dinding 1 PC : 6 Pasir tebal 15 mm
 Bahan


     0,1104
zak
Portland Cement
     0,0270
m3
Pasir Pasang
 Upah


     0,2200
OH
Pekerja
     0,1200
OH
Tukang Batu
     0,0120
OH
Kepala tukang
     0,1100
OH
Mandor
Volume x masing 2 koofesien.
PEKERJAAN CAT
Volume = volume plesteran = 32 m2
1 m2 Pengecatan Tembok
 Bahan


     0,1700
kg
Plamir
     0,2500
kg
Cat Tembok
     0,1000
lbr
Amplas
 Upah


     0,0700
OH
Pekerja
     0,0700
OH
Tukang
     0,0350
OH
Kepala Tukang
     0,0035
OH
Mandor
Volume x masing 2 koofesien