Daftar Blog Saya

Kamis, 27 Februari 2014

Jenis dan kegunaan pasir dalam bangunan

Assalamualaikum
Susah lama saya tidak memposting lagi,akibat tugas yang menumpuk dan paket internet yang habis,lagipula ada Mid semester minggu depan, hadeeeh.... puyeng....,selagi saya masih bisa memposting,kali ini saya akan membahas tentang Jenis dan kegunaan pasir dalam bangunan.
 
Pasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton. Pasir untuk bangunan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Ada beberapa jenis pasir yang biasa dijual untuk bahan bangunan, antara lain :
1. Pasir Beton
Yaitu pasir yang warnanya hitam dan butirannya cukup halus, namun apabila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar kembali. Pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding, pondasi, pemasangan bata dan batu.

2. Pasir Pasang
Yaitu pasir yang lebih halus dari pasir beton. Ciri-cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak akan kembali ke semula. Pasir pasang biasanya digunakan untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.

3. Pasir Elod
Yaitu pasir yang paling halus diantara pasir beton dan pasir pasang. Ciri-cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak akan puyar kembali. Pasir jenis ini tidak bagus untuk bangunan. Biasanya dipakai untuk campuran pembuatan batako.

4. Pasir Merah
Yaitu pasir yang ciri-cirinya hampir sama dengan pasir beton namun lebih kasar dan batuannya agak lebih besar. Pasir ini bagus digunakan untuk bahan cor.

Lalu bagaimana cara memilih pasir yang baik untuk bahan bangunan?
Menurut Standar Nasional Indonesia (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28) disebutkan mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai berikut :
  1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks kekerasan < 2,2.
  2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
  • jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
  • jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
  • Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandunglumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
  • Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder dengan larutan jenuh NaOH 3%.
  • Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
  • Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.
  • Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunanyang diakui.
  • Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harusmemenuhi persyaratan pasir pasangan

Syarat batas gradasi pasir adalah :



bagaimana cara pengecekan terhadap pasir?
Saat membeli pasir, mungkin kita tidak sempat melakukan pengetestan secara teknis, kita dapat melakukan pengecekan kualitas dengan cara sederhana seperti dibawah ini :
  1. Untuk mengecek kadar lumpur yang asda pasir, bisa dilakukan dengan cara memasukkan pasir kedalam gelas yang sudah terisi dengan air. Kemudian botol digoncang dengan kuat dan kemudian biarkan hingga isi dalam gelas sampai tenang. kalo misalnya pasir banyak mengandung lumpur, akan kelihatan dengan jelas dimana lapisan lumpur akan tertumpu diatas pasir.
  2. Untuk mengecek apakah pasir mengandung kotoran oraganik,lakukan dengan cara ambilkan segenggam pasir kemudian letakkan di sebuah wadah, kemudian tuangkan soda (sodium hydroxide) ke pasir tersebut. Kemudian tunggu beberapa saat, jika warna pasir berubah menjadi coklat, berarti pasir tersebut banyak mengandung bahan kimia organik.

Jumat, 14 Februari 2014

Cara menghitung atap bangunan

 Halo Kawan,sehubung ada tugas mencari atap dan penutup atap bangunan, sekalian aja posting hasil tugas nya,
Atap merupakan bagian penting dari rumah, sebagai pelindung terhadap panas matahari, air hujan, dan benda-benda lain yang bisa jatuh dari atas dan masuk ke dalam rumah kaya buah jambu,buah mangga gitu,terus ada anak-anak iseng lemparin batu.. hihihihihii...
Beberapa bentuk atap seperti :     - Atap Pelana
    - Atap Perisai / Limas (contoh : joglo)
    - Atap Flat (contoh : bentuk miring / datar)
    - Atap Doom (contoh : kubah masjid)
    - Atap Khusus (contoh : gedung MPR, rumah batak, toraja)

Beberapa bahan penutup atap biasanya seperti :
    - Atap Ringan, seperti Jerami, Ijuk, Seng, Asbes, Polycarbonat,Daun Kelapa,Daun Palem
    - Atap Sedang, seperti Genteng Tanah, Genteng Keramik, Genteng Beton, Genteng Kayu
    - Atap Berat, seperti Dak Beton Cor


Makin berat bahan penutup atap, makin besar resiko tertimpa benda berat. Bila atap tersebut roboh akibat terjadi gempa bumi, apalagi kalo kena longsor... Berikut cara praktis untuk menghitung atap flat, limas, pelana dan perisai.
1. Cara menghitung luasan atap Flat datar. Biasanya dipakai untuk dak beton cor: Kebutuhan luasan atap = Panjang x Lebar
Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m Luasan atapnya adalah = (6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m = (7.6m x 11.6m) = 88.16 m2
2. Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana. Luasan atap dihitung dalam satuan m2:  Kebutuhan luasan atap = (Panjang x Lebar) / Cos(z) dimana : z adalah sudut kemiringan atap
Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m Sedang sudut kemiringan atap 30 derajat. Luasan atapnya adalah = ((6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m) / (Cos 30) = (7.6m x 11.6m) / (Cos 30) = 88.16 m2 / 0.866 = 101.7984 m2
Catatan : Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran perisai dan pelana.

Sekian cara mudah menghitung atap bangunan mohon koreksi nya
terima kasih